Sejarah BONEK
Selasa, 26 Februari 2013
0
komentar
Istilah Bonek muncul tiba-tiba dan besar karena media, serta baik di awal yang secara bertahap bergeser tepat pemahaman dan akhirnya konotasi lebih negatif. Masih ingat pertama kali bagaimana "posting Jawa" dengan koordinator Dahlan Iskan Cak, pernah memberangkatkan ratusan bus, mobil kereta api dan puluhan pesawat terbang ke Jakarta.
Tret .. tret .. tetttt ... tandu yang tema pada tahun 1988 Jawa Pos. Dan untuk penggemar judul populer waktu Persebaya adalah 'Green Force'. Antusiasme tidak hanya dari surabaya saja, tetapi juga datang dari kota-kota besar di Jawa Timur. Bahkan dalam bidang di Jawa selama 7 hari setelah ada komentar tayangan berturut-turut selalu dari para peserta "tett tret tret" jawaban tertulis dengan foto para peserta bersama dengan mereka alamat.
Antusiasme dari pos Jawa sampai garis kepala berita tertulis "Hijaukan senayan" dan tanggapan dari masyarakat surabaya dan JAWA TIMUR yang sangat luar biasa. Dalam cerita ada balasan "Ada sampai menggadaikan sepeda motor itu, menjual TV, Tape, perhiasan istrinya, dan peralatan rumah tangga lainnya, banyak anak muda yg pertama-tama harus bernyanyi di depan umum hanya untuk bisa mengunjungi senayan! !. Ibukota komitmen untuk 'senayan Hijaukan' semangat begitu menggebu. Sementara yg memiliki uang pas-pasan ada cara lain untuk truk 'menggandol' dalam estafet mulai dari Surabaya - Jakarta sambil bernyanyi di jalanan.
Bahkan ada
yg berangkat jauh-jauh hari sebelum final (Persebaya meskipun tidak harus di
final) Caranya adalah dengan naik kereta Pertamina, yang melatih berjalan
seperti Keong ... Yang penting mereka pergi ke Jakarta. Positif semangat dan
antusiasme tanpa anarkisme dan kerusuhan massa yang melibatkan jempol banyak
germo secara luas di Indonesia pada saat itu. Untuk catatan senayan ketika itu
dikemas dengan 110 ribu penonton dari Surabaya dan Bandung!
Sebuah
catatan jumlah pemirsa di mana mungkin sampai saat ini belum terpecahkan. reply
Belum lagi semangat heroik dari beberapa suporter Persebaya dengan memanjat dan
menjalar ke senayan atap bangunan melingkar, hanya untuk menyebarkan spanduk
raksasa super kertas hijau dan putih mana tulisan yang berbunyi "Merah
darah-Ku, Putih tulang saya, Persatuan Dalam saya roh ".
Semangat itu
adalah menghalalkan segala cara yang membuat tim pendukung Persebaya datang ke
senayan dan membuat beberapa media berita, terutama sebagai pelopor JAPOS mulai
mengistilahkan Bonek (Bondo Nekad), dalam tulisan mereka sebagai semangat hidup
dan untuk memajukan semangat manusia perlu memiliki modal dan tekad yang kuat.
Modal tekad atau Bondo Nekad (BONEK) atau tidak benar seperti yang ditunjukkan
oleh generasi bonek saat ini, Bonek saat ini cenderung anarkis, berani dalam
arti yang membenarkan semua jalan dan itu bukan dari sifat Bonek yang
sesungguhnya.
Sebenarnya,
kesalahan juga berasal dari bonek sebelumnya yang tidak meninggalkan warisan
nyata dari Bonek, media juga kadang-kadang ikut mengipasi jawaban dan bahkan
tampak datang untuk membenarkan. Bahkan kerusuhan bonek sudah menjadi mata
pencaharian bagi mereka, karena berita tentang Bonek tentunya akan meningkatkan
sirkulasi surat kabar mereka.
Istilah lain dari nekat dan tekad, sebenarnya serupa tapi tak sama. Tekad lebih ke semangat untuk melakukan tindakan, sementara "sembrono" lebih untuk tindakan yang mereka lakukan. tidak Haruskah "Bondo Nekat" tetapi "Bondo Tekad" ... tetapi untuk kemudahan pengucapan lebih cenderung Bondo Nekad alias Bonek.
Istilah lain dari nekat dan tekad, sebenarnya serupa tapi tak sama. Tekad lebih ke semangat untuk melakukan tindakan, sementara "sembrono" lebih untuk tindakan yang mereka lakukan. tidak Haruskah "Bondo Nekat" tetapi "Bondo Tekad" ... tetapi untuk kemudahan pengucapan lebih cenderung Bondo Nekad alias Bonek.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Sejarah BONEK
Ditulis oleh Iqbal Fanani
Rating Blog 4 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://iqbalfanani.blogspot.com/2013/02/sejarah-bonek.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Iqbal Fanani
Rating Blog 4 dari 5

0 komentar:
Posting Komentar