BONEK & VIKING
Selasa, 26 Februari 2013
0
komentar
Melihat sejarah, VIKING dan BONEK
adalah pendukung sejati dari klub perserikatan yang sudah menjadi musuh
bebuyutan dari sejak jaman perserikatan, yaitu PERSIB dan PERSEBAYA. Dilihat
dari kacamata awam, tidak mungkin pendukung sejati yang berani mati demi
mendukung timnya bisa bersahabat bahkan bersaudara dengan pendukung sejati yang
sama-sama berani mati demi mendukung tim musuh bebuyutan. Tetapi ternyata
VIKING dan BONEK membuktikan bahwa mereka bisa. Persaudaraan mereka dilandasi
perasaan senasib dimana mereka selalu dijadikan bahan hujatan dan
pendiskreditan dari masyarakat sepakbola nasional. Bahkan pers nasional pun
paling senang apabila ada kerusuhan di partai yang melibatkan PERSIB atau
PERSEBAYA karena bisa dijadikan headline dan sudah jelas pihak mana yang akan
disalahkan.
Sejak dulu
VIKING dan BONEK diidentikkan dengan kerusuhan. Istilahnya dimana ada
pertandingan yang ditonton oleh VIKING atau BONEK maka akan terjadi kerusuhan.
Hal-hal jelek dan bersifat mendiskreditkan itulah yang lebih sering diekspos
oleh media massa nasional. Padahal tidak semua kegiatan atau kelakuan VIKING
dan BONEK berujung pada kerusuhan. Dan tidak semua kerusuhan itu diakibatkan
oleh mereka. Mereka hanyalah kaum tertindas yang selalu dipersalahkan karena
dosa-dosa di masa lalu. Sangat jarang sekali (atau bahkan tidak pernah?) media
massa nasional memberitakan kegiatan positif yang VIKING atau BONEK lakukan.
Sangat jauh berbeda dengan pemberitaan media massa nasional tentang pendukung
tim lain. Ketika terjadi kerusuhan yang melibatkan mereka hanya ditulis sedikit
(atau bahkan tidak ditulis sama sekali?) dan ditutupi dengan kata-kata “oknum
yang mengatasnamakan pendukung…”. What a bullshit! Sedangkan ketika melakukan
kegiatan positif, media massa nasional langsung memberitakan secara
besar-besaran, sebesar berita kerusuhan yang melibatkan VIKING atau BONEK.
Bahkan saking terlalu seringnya pemberitaan yang memojokkan VIKING sebagai
bobotoh PERSIB, bobotoh lain yang bukan anggota VIKINGpun menjadi antipati
terhadap media massa nasional. Sampai ada jargon di kalangan bobotoh bahwa
“PERSIB besar bukan karena pemberitaan media massa nasional, PERSIB besar
karena bobotoh dan prestasi. PERSIB dan bobotoh tidak membutuhkan media massa
nasional untuk menjadi besar. Media massa nasional-lah yang membutuhkan PERSIB
untuk menjadi besar dan terkenal”.
Hal itulah yang
mungkin menjadi salah satu penyebab munculnya perasaan senasib dan berkembang
menjadi ikatan persaudaraan, selain tentunya kerusuhan di Jakarta dimana BONEK
yang hendak mendukung PERSEBAYA di Senayan diserang oleh sepasukan organisasi
masyarakat (?), yang tidak usah saya sebutkan disini karena semua juga sudah
tau, dan kemudian diselamatkan oleh beberapa bobotoh (anggota VIKING) yang
kebetulan sedang ada disana. Juga ketika PERSIB melawat ke Surabaya, dimana
anggota VIKING yang mendukung PERSIB di sana dijamu sangat baik oleh BONEK.
Demikian pula ketika PERSEBAYA yang bertanding di Bandung, giliran BONEK yang
dijamu sangat baik oleh VIKING.
Indahnya persaudaraan diantara dua kubu suporter TERBESAR di Indonesia itu. Jadi saat ini BONEK bukan hanya berarti BONDO NEKAT, tapi bisa juga berarti BOBOTOH NEKAD.
Karena VIKING atau BONEK sama saja!
Indahnya persaudaraan diantara dua kubu suporter TERBESAR di Indonesia itu. Jadi saat ini BONEK bukan hanya berarti BONDO NEKAT, tapi bisa juga berarti BOBOTOH NEKAD.
Karena VIKING atau BONEK sama saja!
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: BONEK & VIKING
Ditulis oleh Iqbal Fanani
Rating Blog 4 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://iqbalfanani.blogspot.com/2013/02/bonek-viking.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Iqbal Fanani
Rating Blog 4 dari 5

0 komentar:
Posting Komentar